Balai Arkeologi Sumsel Teliti Candi Koto Mahligai Jambi

Dari hasil penggalian tanah pada tujuh kotak ekskavasi tersebut, memperlihatkan adanya struktur bangunan bata berdenah bujur sangkar berukuran tiga kali tiga meter pada Menapo III, dengan pintu masuk berada di timur. Pada Menapo I baru menemukan bagian luar dinding bangunan, sehingga belum dapat diketahui bentuk denahnya.

Sementara itu, pada Menapo II telah ditemukan bagian dinding luar bangunan di sisi selatan dan penampil pada sisi timur laut, sehingga dapat diketahui pintu masuk tidak berada di tengah dinding bagian timur.

Pada Menapo IV ditemukan 363 pecahan genting dari tanah liat dan keramik berglasir hijau. Dan, pada sisi barat ditemukan struktur bata intak sebanyak empat lapis.

“Sejumlah pecahan memperlihatkan adanya pengait dan lubang, penggalian tanah pada Menapo IV ini menemukan 979 pecahan genting dan beberapa diantaranya berglasir hijau,” kata Retno Purwanti.

Selain temuan struktur bangunan bata, ditemukan juga pecahan-pecahan keramik Cina dari masa dinasti Tang dan Sung (abad 10-12 Masehi) dan paku. Sampai saat ini, belum ditemukan artefak-artefak keagamaan, baik berupa arca maupun artefak pendukung lainnya.

“Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut, simpulan sementara dari hasil penelitian ini adalah Candi Koto Mahligai bukan merupakan bangunan peribadatan, melainkan bangunan yang digunakan untuk tempat belajar-mengajar di kalangan umat Buddha,” kata Retno Purwanti, menambahkan.

Kesimpulan sementara tersebut didukung dengan belum ditemukan altar pada salah satu struktur di dalam kompleks Candi Koto Mahligai.

Tim penelitian arkeologi yang dipimpin oleh Retno Purwanti dari Balar Sumsel membawa anggota 11 orang tim arkeologi, terdiri dari dua orang arkeologi-epigraf dari Balar Sumsel, satu orang arkeolog dari Balar Sumut dan satu orang arkeolog dokumenter dari Balar Sumsel.

Lihat juga...