BATAN : Teknologi Nuklir Digunakan untuk Tingkatkan Produktivitas Peternakan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Kebutuhan produksi peternakan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga, campur tangan teknologi diharapkan dapat membantu produksi peternakan dan mulai menghentikan upaya impor dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Salah satunya adalah penggunaan teknologi nuklir dalam sektor nutrisi dan kesehatan ternak.

Peneliti Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Dr. Boky Jeanne Tuasikal menyatakan kebutuhan produksi peternakan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Tapi produksi dalam negeri belum bisa memenuhinya, sehingga masih mengandalkan produk impor.

Tercatat, produksi susu nasional pada tahun 2018 sebesar 912.740 ton sementara kebutuhan susu adalah 4,4 juta ton. Kebutuhan konsumsi daging dengan asumsi 2,6 kg per kapita per tahun adalah 699.400 ton, sementara produksi daging Indonesia hanya 3.593 ton. Sisanya dipenuhi dari impor.

“Teknologi nuklir digunakan untuk meningkatkan produksi ternak, melalui nutrisi, kesehatan, reproduksi dan manajemen ternak. Targetnya tentu peningkatan produksi susu dan daging dari ternak ruminansia, untuk memenuhi kebutuhan produk tersebut di Indonesia,” kata Anne, demikian ia akrab dipanggil, dalam acara online masyarakat nuklir Indonesia yang diikuti Cendana News, Senin (19/7/2021).

Penggunaan teknologi nuklir ini, lanjutnya, digunakan sebagai perunut dan sumber radiasi.

“Contoh perunut, yaitu P-32 dan S-35 untuk sintesa protein mikrobial serta C-14 untuk efisiensi pemanfaatan energi oleh mikroba, yang digunakan untuk merunut kecernaan pakan dalam bidang nutrisi ternak. Atau I-125 untuk RIA Progesteron dalam bidang reproduksi” ucapnya.

Lihat juga...