Berikut Penentuan Lima Tingkatan Level Pandemi di Daerah Versi Pemerintah
JAKARTA – Pemerintah membagi level pandemi di daerah, berdasarkan lima tingkat. Pembagian yang dilakukan, untuk menggambarkan kecukupan kapasitas respons sistem kesehatan.
“Situasi pandemi terbagi dalam lima tingkat, mulai dari nol sampai empat, yang menggambarkan kapasitas testing, tracing dan treatment relatif terhadap transmisi penularan virus di wilayah tersebut,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi, Rabu (7/7/2021).
Level situasi tingkat nol, adalah situasi di mana wilayah itu memiliki kapasitas respons yang memadai dan tidak memiliki kasus sama sekali. Dalam hal ini, wilayah itu tidak perlu memperketat protokol kesehatan masyarakat atau membatasi aktivitas sosial mereka.
Sebaliknya, di level situasi tertinggi, yaitu level situasi empat, adalah saat transmisi virus sangat tinggi. Sedangkan kapasitas respons terbatas. Dalam situasi ini, protokol kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial harus diperketat. Hal itu dimaksudkan, agar jumlah kasus turun, sampai ke level yang dapat ditangani fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Penilaian untuk menentukan level situasi suatu wilayah, ada dua hal yang dibandingkan, yakni level transmisi penularan dengan kapasitas respons sistem kesehatan di wilayah tersebut. “Untuk pengukuran tingkat transmisi, kami membagi transmisi COVID-19 ke dalam tujuh tingkat, dari tidak ada transmisi, kasus impor atau sporadic, kasus terklaster, dan transmisi komunitas yang kami bagi lebih jauh ke dalam empat tingkat, transmisi komunitas tingkat satu sampai dengan tingkat empat,” jelas Nadia.
Dalam penentuan tingkat transmisi komunitas, dilakukan dengan menggunakan tiga indikator utama, jumlah kasus, jumlah kasus rawat dan jumlah kematian COVID-19, yang dihitung per 100.000 penduduk per pekan. Pemerintah telah menetapkan, nilai-nilai ambang untuk masing-masing indikator untuk dapat mengategorikan indikator-indikator tersebut ke dalam tingkat transmisi tertentu.