Biomassa Berbasis Limbah Pertanian dan Tanaman, Menjanjikan
JAKARTA — Kementerian ESDM mencatat potensi bioenergi di Indonesia mencapai 32,6 gigawatt (GW) dengan angka pemanfaatan sebesar 1,9 GW atau sekitar 5,7 persen.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan potensi biomassa berbasis limbah pertanian maupun tanaman punya potensi yang menjanjikan untuk menghasilkan energi.
“Indonesia terletak di negara tropis berbasis pertanian, sehingga potensi bioenergi baik itu berbasis limbah maupun tanaman biomassa ini juga mempunyai potensi yang sangat menjanjikan,” kata Dadan Kusdiana di Jakarta, Rabu (14/7/2021).
Bioenergi merupakan salah satu energi ramah lingkungan yang didapatkan dari sumber biologis umumnya biomassa berupa limbah industri kayu, jerami, hasil pertanian seperti tebu dan singkong yang dapat diolah menjadi bahan bakar.
Kotoran hewan dan sampah organik juga merupakan biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bioenergi. Energi dari biomassa merupakan salah satu bagian dari siklus karbon.
Indonesia sebagai negara agraris yang terletak di daerah khatulistiwa merupakan negara yang kaya akan potensi bioenergi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam bentuk cair biodiesel, bioetanol, biogas maupun sebagai listrik.
Pemanfaatan teknologi bioenergi tidak hanya meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi memberikan kontribusi bagi penyediaan energi bersih yang dapat menekan emisi karbon.
Dalam meningkatkan kapasitas pemanfaatan biomassa sebagai energi bersih, pemerintah telah mencanangkan kawasan hutan produksi yang khusus diperuntukkan untuk pembangunan hutan energi sebagai sumber bahan baku bioenergi.