Dampak Virus ASF, Warga Sikka Masih Belum Piara Babi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Dampak serangan virus Afrikan Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi di Kabupaten Sikka menyebabkan puluhan ribu ternak babi mati mendadak sejak awal 2020.
“Ternak babi saya sebanyak 147 ekor semuanya mati mendadak sejak awal Januari 2021 lalu,” kata Tadeus Pega salah seorang peternak babi yang ditemui di kantor Dinas Sosial, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Senin (12/7/2021).
Tadeus mengatakan, sejak awal 2020, virus babi sudah menyerang Kabupaten Sikka sehingga dirinya memperhatikan betul kebersihan kandang. Ia juga membatasi siapapun yang datang dan menjenguk kamdang babinya sehingga masih bisa terselamatkan namun akhirnya juga terkena dampak.
“Saya juga kaget tiba-tiba ternak babi saya mati mendadak. Dalam beberapa hari saja puluhan ekor mati dan hanya delapan ekor saja yang bisa saya selamatkan, dengan memberikan kepada suster di biara untuk dipelihara,” ucapnya.
Tadeus katakan, ternak babi sebanyak delapan ekor tersebut pun masih hidup karena tidak ada orang luar yang datang ke tempat tersebut, sehingga kandangnya benar-benar steril.
Dirinya mengaku mengalami kerugian hingga miliaran rupiah sebab satu ekor babi berukuran besar bisa dijual dengan harga Rp8 juta per ekornya.
Dalam sebulan staf Dinas Sosial Kabupaten Sikka ini mengaku bisa menjual anak babi berumur dua bulan bisa mencapai 30 ekor bahkan 40 ekor dengan harga minimal Rp1 juta per ekornya.
“Selamat 23 tahun beternak babi, saya baru pertama kali mengalami kejadian seperti ini. Ini pukulan berat buat peternak termasuk saya juga belum berani memelihara babi dahulu,” ucapnya.
Sementara itu dokter hewan di Dinas Pertaniam Kabupaten Skkka, drh Maria Margaretha Siko mengatakan, menyebarnya Virus ASF akibat dari mobilisasi babi dari satu wilayah ke wilayah lainnya sangat tinggi.