Digitalisasi Semestinya Lebih Banyak Gunakan Produk Lokal

Corporate Secretary Zyrex, Evan Jordan, mengatakan saat ini pihaknya baru saja menambahkan 4 lini produksi perakitan dan hingga kini berjumlah 8 lini produksi, sehingga mempunyai kapasitas produksi melebihi 430.000 laptop atas kebutuhan peralatan TIK 2021 di Kemendikbud-ristek pusat, dan yang melalui DAK pendidikan.

Dengan demikian, perseroan siap memproduksi laptop sesuai rencana pengadaan produk TIK untuk PAUD, SD, SMP, SMA, SLB, dan SMK per tahun 2021-2024, yang mencapai minimal 1,3 juta laptop senilai Rp17 triliun, belum termasuk yang dialokasikan via DAK provinsi, kabupaten, dan kota sebagaimana data Ditjen Paudasmen, Kemendikbud-Ristek 2021.

Evan Jordan mengatakan, pihaknya telah menerima pesanan sebanyak 165.000 unit laptop dari 2 distributor untuk kebutuhan pengadaan di Kemendikbud-ristek dalam program digitalisasi pendidikan. Nantinya, laptop tersebut akan dikirim ke sekitar 8.000 sekolah sebelum Desember 2021.

Pihaknya telah menyatakan sanggup memproduksi total 317.000 laptop, sehingga masih bisa menyuplai kebutuhan di DAK di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.

Fakta ini menjadikan cermin, bahwa sejatinya kekuatan industri dalam negeri dapat dimaksimalkan untuk menjadi solusi bagi persoalan digitalisasi yang sedang digencarkan.

Produk Lokal

Banyak pihak yang masih ragu pada kualitas produk lokal untuk infrastruktur digital. Indonesia sendiri selalu mengundang investasi dan teknologi maju untuk dapat masuk ke Indonesia, untuk membuka seluas-luasnya lapangan kerja dan alih teknologi.

Namun, Presiden  RI Jokowi  sudah menegaskan tidak ingin jika Indonesia hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Karena itu, nasionalisme kepada seluruh elemen bangsa ini harus mulai diterapkan, termasuk dalam kaitannya untuk bangga pada buatan Indonesia, seperti halnya yang pernah dilakukan di sejumlah negara lain seperti Korea Selatan (Korsel) dengan produk otomotif Hyundai dan KIA.

Lihat juga...