‘Home Visit’ Jadi Andalan Pendidikan di SLB Selama Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
YOGYAKARTA — Tak seperti sekolah normal pada umumnya, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama pandemi Covid-19 di Sekolah Luar Biasa (SLB) selama ini dilakukan dengan sistem yang jauh berbeda.
Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, para siswa di tingkat SLB jelas tidak mungkin melaksanakan proses belajar mengajar daring/online secara penuh sebagaimana siswa normal pada umumnya.
Hal inilah yang menuntut pihak sekolah termasuk para guru harus aktif melakukan pendekatan secara individu terhadap para siswa, yang memiliki latar belakang kehidupan, keterbatasan kondisi, serta model pendidikan yang berbeda-beda.
Seperti terjadi di SLB Negeri 1 Kulon Progo Yogyakarta. Di sekolah ini total ada sebanyak 215 siswa SLB yang tersebar di berbagai jenjang mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Mereka terbagi dalam 5 kelompok.
Antara lain kelompok A meliputi siswa tuna netra, B meliputi siswa tuna rungu dan tuna wicara, kelompok C meliputi siswa tuna grahita, kelompok D meliputi siswa tuna daksa serta kelompok E meliputi siswa autis.
“Di sekolah SLB ini pembelajaan daring sebagaimana sekolah biasa tidak bisa berjalan. Jadi pada gurulah yang harus mendatangi para siswa di rumah masing-masing untuk menyampaikan materi pelajaran, dengan sistem home visit,” ujar pengajar SLB Negeri 1 Kulon Progo, Jumasir Kamis (22/7/2021).

Menurut Jumasir, model pembelajaran home visit harus dilakukan karena sistem pendidikan di SLB jauh berbeda dengan sekolah normal pada umumnya. Yakni lebih mengedepankan model individual dibandingkan model klasikal.