Kembangkan Potensi Wisata Religi dengan Kemasan Cerita Sejarah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Potensi wisata religi di Indonesia sangat besar untuk terus dikembangkan dengan promosi pendekatan sejarah.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizki Handayani Mustafa, mengatakan, potensi wisata religi di Indonesia sangat besar. Maka dari itu, agar lebih menarik harus mempromosikan dengan pendekatan bercerita atau story telling.
Contohnya, sebut dia, wisata penyebaran Islam dari Sabang hingga Merauke dikemas dengan cerita atau narasi yang menarik minat wisatawan datang.
“Jadi, story telling atau bercerita dalam promosi wisata religi itu sangat penting, bagaimana Islam itu tidak hanya untuk umat muslim. Karena banyak hal yang bisa dikembangkan dari wisata religi tersebut,” ujar Rizky, pada diskusi virtual tentang pariwisata halal di Jakarta yang diikuti Cendana News, Minggu (18/7/2021).
Dia menyebut sejumlah objek wisata religi, seperti masjid yang memiliki nilai sejarah Islam yang tinggi dan keragaman toleransi, seperti masjid Istiqlal. Penting untuk dipromosikan wisata religi di masjid Istiqlal ini.
“Masjid Istiqlal mempunyai sejarah religi dan toleransi keragaman yang sangat luar biasa. Ini harus dipromosikan dengan pendekatan bercerita atau narasi,” imbuhnya.
Bentuk wisata religi itu beragam macamnya. Yaitu sebut Rizky, mulai dari mengunjungi tempat-tempat bernuansa Islami, ziarah sesuai syariah Islam, halal tourism, dan wisata alam yang menawarkan keheningan tersendiri bagi pengunjungnya. Dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta alam semesta.
Wisata alam dengan keheningan alamnya yang berbalut nuansa sejuk dan asri, ini menurutnya, dapat menjadi momen religi yang menentramkan hati.