Kerajinan Alat Dapur Kayu di Kota Batu tidak Terpengaruh Pandemi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Kalau pilihan produknya ada sekitar 23 jenis. Tapi yang paling laku sekarang sekitar delapan jenis. Mulai dari mangkok, piring, cobek, gelas, tatakan gelas, baki bulat, sendok, dan garpu,” sebutnya.

Terkait cara pemasaran, Saiful memasarkannya secara online melalui Google bisnis. Dari situ banyak konsumennya yang menelpon untuk memesan atau langsung datang ke tempat produksi.

“Kebanyakan mereka yang membeli produk saya itu untuk dijual lagi. Kalau harga dari saya kisaran dari 3-25 ribu berdasarkan jenis dan ukuran,” ucapnya.

Lebih dalam Saiful menjelaskan, untuk proses pembuatan alat dapur kayu diawali dengan penjemuran kayu hingga kering. Selanjutnya kayu dipilah antara yang kondisinya yang bagus dan utuh dengan kayu yang berlubang atau yang kondisinya kurang bagus.

“Untuk kayu yang kondisinya bagus dan utuh bisa langsung di proses ke tahap selanjutnya. Sedangkan kayu yang kondisinya kurang bagus atau tidak utuh, harus disambung lebih dulu,” terangnya.

Setelah itu kayu dimal, kemudian digergaji sesuai dengan ukuran, baru selanjutnya dibubut. Kalau ada yang berlubang, ditutup dengan lem G dan debu kayu. Selanjutnya di gerinda dan siap dipacking.

“Kami pakai bahan baku kayu mahoni yang dibeli dari para petani di Wagir, Karangploso, Dampit dan Lumajang,” tandasnya.

Sementara itu salah satu pelanggan, Linda, mengaku sudah beberapa kali membeli alat dapur kayu dari Saiful untuk dijual lagi secara online.

“Sejak Februari 2021 saya sudah ambil barang di sini karena finishing lebih halus dan bisa request bentuk yang diinginkan. Saya beli memang untuk dijual lagi,” pungkasnya.

Lihat juga...