Kisah Guru SLB Mendidik Siswanya Selama Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
YOGYAKARTA — Jumasir nampak tak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya. Mata lelaki bertubuh gempal dengan kumis tebal yang tersembunyi di balik maskernya itu, seketika nampak memerah dan berlinang air mata begitu menceritakan kondisi pendidikan anak didiknya selama pandemi Covid-19.
Jumasir merupakan salah satu dari sejumlah guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kulon Progo yang harus menjalankan kewajiban beratnya dalam mendidik siswa-siswi luar biasa di tengah masa pandemi Covid-19.
Selain harus rutin mengajar secara home visit, dengan mengunjungi rumah masing-masing siswa yang berjarak puluhan kilometer, mereka juga harus melihat dan merasakan langsung kondisi memprihatinkan keluarga para siswa, yang jauh dari kata “normal”.
“Selama pandemi Covid-19, kita para guru di SLB Negeri 1 Kulon Progo, harus mengunjungi langsung para siswa di rumah mereka masing-masing, karena pembelajaan secara online tidak mungkin bisa dilakukan. Bahkan ada yang sampai ke daerah pelosok terpecil pegunungan Menoreh,” katanya Kamis (22/7/2021).
Ya, sebagai SLB terbesar di bumi Binangun, SLB Negeri 1 Kulon Progo memang memiliki ratusan murid yang tersebar di berbagai pelosok daerah. Tak sedikit murid di sekolah ini bahkan berasal dari daerah terpencil seperti Samigaluh dan Girimulyo, di kawasan pegunungan Menoreh, perbatasan Kulon Progo-Purworejo. Bahkan ada pula murid yang berasal dari luar Kulon Progo seperti Bantul, hingga Purworejo.
Dengan sebagian besar murid berasal dari keluarga kurang mampu, para guru di SLB Negeri 1 Kulon Progo ini pun menceritakan bagaimana susahnya menjalankan kewajiban mereka mendidik para siswa dengan berbagai macam latarbelakang persoalan hingga keterbatasan kondisi yang ada.