Mbah Budi, Penarik Becak di Malioboro Kehilangan Penghasilan karena PPKM

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menjadi pukulan berat bagi ribuan pelaku usaha di kawasan pusat wisata Yogyakarta, seperti di jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo kota Yogyakarta. 

Sejak dimulainya PPKM Darurat 3 Juli lalu, kawasan wisata sekaligus jantung ekonomi kota Yogyakarta ini ditutup untuk segala aktivitas masyarakat, baik itu terkait perdagangan, transportasi, maupun pariwisata.

Hal ini mengakibatkan kegiatan ekonomi masyarakat di kawasan ini pun mengalami lumpuh total. Terlebih, pemerintah telah memutuskan memperpanjang PPKM Darurat yang semula berakhir 20 Juli menjadi hingga 25 Juli mendatang.

Tidak hanya pedagang dan pelaku UKM, dampak PPKM Darurat ini juga dirasakan masyarakat kecil lainnya yang selama ini mencari nafkah di kawasan jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo. Mulai dari tukang becak, kusir andong, buruh gendong hingga tukang parkir.

Kawasan Malioboro dan Pasar Beringharjo Yogyakarta tampak sepi akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak beberapa waktu terakhir, Rabu (21/7/2021). –Foto: Jatmika H Kusmargana

Budi Purwanto (72), misalnya, lelaki yang selama 30 tahun lebih menggantungkan hidupnya dari menarik becak di kawasan ini mengaku sudah beberapa hari terakhir tak mendapatkan penghasilan sama sekali.  Hal itu terjadi karena sepinya kawasan dari segala macam aktivitas masyarakat, yang mengakibatkan dirinya kehilangan pelanggan.

“Bagaimana mau narik? Pasar saja tutup dan sepi sekali begini,” katanya, Rabu (21/7/2021).

Lihat juga...