Pabrik Karet di Kalbar Kekurangan Bahan Baku
PONTIANAK – Pabrik karet di Kalbar saat ini mengeluhkan kekurangan bahan baku olah karet (bokar) mencapai 50 persen dari total kapasitas mesin yang harus produksi sehingga harus mendatangkan dari luar daerah.
“Yang menjadi masalah utama pabrik karet adalah kurangnya ketersediaan bokar karena produktivitas kebun karet rakyat yang rendah. sehingga utilitas pabrik di Kalbar hanya sekitar 50 persen saja. Sehingga untuk mengatasi masalah bokar yang kurang, terpaksa pabrik harus membeli bokar dari provinsi lain seperti dari Kalsel, Kalteng dan Sumatera. Bahkan ada pabrik yang mengimpor dari luar negeri,” ujar Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar, Jusdar di Pontianak, Kamis.
Dengan kondisi kekurangan bokar tersebut menurut Jusdar berdampak pada jumlah pabrik yang beroperasinal di mana sebagian ada yang harus tutup.
“Saat ini dari 16 pabrik yang ada di Kalbar, 5 pabrik sudah tidak beroperasi dan hanya tinggal 11 pabrik yang beroperasi karena bokar yang kurang,” katanya.
Ia mengatakan agar komoditas ekspor Kalbar ini semakin baik dan terus memberikan devisa yang signifikan serta meningkatkan kesejahteraan petani karet maka perlu peremajaan kebun rakyat sudah tua. Hal itu agar produktivitas petani tinggi dan demikian petani semakin sejahtera serta pasokan bokar di pabrik juga terpenuhi.
“Peranan pemerintah yang dibutuhkan saat ini adalah peremajaan kebun rakyat yang sudah tua dan tidak produktif, serta perbaikan sarana transportasi yang masih jelek di sebagian daerah pedalaman. Untuk meningkatkan produktivitas kebun rakyat, diperlukan peranan pemerintah untuk membantu peremajaan kebun karet dengan dengan penyediaan bibit unggul dan penyuluh perkebunan karet serta pemberian kredit dengan persyaratan yang tidak membebani petani karet,” kata dia.