Pedagang Bir Pletok di Jakarta Timur Raup Keuntungan
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Meningkatnya kasus Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta, turut berimbas pada penjualan bir pletok minuman khas Betawi yang diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Pedagang bir pletok, Rohimah mengaku meraup keuntungan hingga jutaan rupiah selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Kebutuhan warga untuk minum bir pletok meningkat, karena minuman khas Betawi ini dipercaya dapat meningkatkan imun tubuh dan menangkal virus corona,” ujar Rohimah, kepada Cendana News saat ditemui di tempat mangkalnya di Jalan Kalisari 3, Jakarta Timur, Selasa (27/7/2021) sore.
Menurutnya, sejak awal penerapan PPKM Darurat hingga diperpanjang, ia tetap diperbolehkan jualan.Namun tidak boleh minum ditempat harus dibawa pulang. Sehingga pembeli juga cukup tinggi baik yang datang maupun yang pesan lewat online.
“Kami jual online juga, dan yang datang juga banyak tapi nggak boleh minum di tempat harus dibawa pulang. Sehari itu sekitar 150 gelas bir pletok terjual, dan omzet sebulan itu Rp 5 jutaan. Alhamdulillah,” ujar perempuan kelahiran Jakarta 42 tahun ini.
Dikatakan dia, bahan dasar bir pletok berasal dari ramuan rempah-rempah, seperti jahe, kapulaga, kapol India, kayu manis, kayu secang, cengkeh dan sirih. Semua bahan yang sudah dibersihkan direbus dalam panci berisi air putih masak sampai air mendidih.
“Hingga ragam rempah-rempah meresap, itu butuh waktu 3 jam memasaknya.Kalau sudah matang, jangan disaring, tapi biarkan rempahnya mengumpal di dalam panci. Kalau ada yang beli, baru disaring di atas gelasnya langsung,” paparnya.
Rohimah menjual bir pletok dalam berbagai rasa.Bir pletok tawar segelasnya dijual Rp 6.000, dan bir pletok gula pasir Rp 7.000. Sedangkan bir pletok susu Rp8.000, bir pletok gula aren Rp8.000, dan bir pletok gula aren susu dibandrol seharga Rp9.000.