Pembiayaan Informal Masih Jadi Alternatif Tambahan Modal UMKM

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Sejumlah pelaku usaha kecil di pasar tradisional wilayah Bandar Lampung masih mengandalkan pembiayaan informal untuk menjadi tambahan modal.  Bahkan tak jarang bank keliling atau oleh pedagang disebut bank harian, bank plecit jadi tumpuan. 

Hermiati, pedagang di pasar Gudang Lelang, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung mengaku pinjaman diperoleh dengan modal kepercayaan. Sebab sebagian penyalur pinjaman setiap hari juga beraktivitas di pasar untuk menawarkan pinjaman sekaligus menagih angsuran setiap hari.

Ia menyebut kendala akses pembiayaan perbankan resmi membuat ia memilih bank keliling. Ia tetap bisa membayar tepat waktu uang pinjaman yang diperoleh dengan jangka waktu sebulan.

Ia menyebut kurang mengetahui jumlah presentase bunga uang pinjaman tersebut. Hermiati bilang ia hanya mencontohkan mendapat pinjaman Rp500.000, uang yang dikembalikan total Rp650.000. Selisih sebanyak Rp150.000 sebutnya bisa dikembalikan selama sebulan.

“Saya menjual buah buahan dan sayuran, awalnya tidak pernah meminjam tapi karena kerap ketemu bank keliling menawarkan dengan kesepakatan, agunan juga tidak rumit hanya menyerahkan fotocopy KTP sama KK dan bisa mendapatkan modal,” ulas Hermiati saat ditemui Cendana News, Selasa (6/7/2021).

Lestari, pedagang kuliner di pasar Gudang Lelang menyebut uang yang dipinjam dari bank keliling bisa diputar untuk modal. Menjual kuliner otak otak, bakso ikan dan olahan berbahan ikan ia bisa mengembalikan modal pinjaman. Sebagai pelaku usaha informal dengan modal usaha minim ia menyebut tidak memiliki jaminan untuk meminjam di bank formal.

Lihat juga...