Penanggulangan Dengue Tercapai dengan Peran Aktif Masyarakat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Yaitu, peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi yang berkesinambungan, penguatan kebijakan manajemen program kemitraan dan komitmen pemerintah serta pengembangan kajian, penelitian dan inovasi sebagai dasar kebijakan. Tiga program baru ini akan menguatkan tiga program yang sebelumnya,” tandasnya.
Plt. Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, menyatakan di Indonesia, dengue masih menjadi masalah kesehatan utama dan merupakan penyebab utama DBD.
“Sejak pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968, kasus Dengue ini meningkat pesat di seluruh kabupaten/kota. Tapi, angka kematiannya sudah menurun jauh sejak kejadian tahun 1968 dan kurang dari satu persen sejak 2008,” kata Maxi Rein dalam kesempatan yang sama.
Namun demikian, secara absolut masih menjadi perhatian, terutama di daerah yang masih menunjukkan angka tinggi.
“Enam strategi nasional penanggulangan dengue ini diharapkan, secara umum dapat menurunkan beban kesehatan masyarakat yang muncul akibat dengue,” ucapnya.
Dan secara khusus akan meningkatkan upaya pencegahan kejadian dengue yang efektif, meningkatkan akses masyarakat terhadap tata laksana dengue yang berkualitas, menguatkan surveilans dan respons terhadap kejadian dengue maupun KLB, serta meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat berkesinambungan terhadap penanggulangan dengue.
“Targetnya adalah mencapai lebih besar dari 90 persen pada tahun 2025, dengan baseline di tahun 2020 adalah 71,6 persen. Dan angka kematian dari baseline 0,7 persen di tahun 2020 menjadi 0,5 persen di tahun 2025,” ucapnya lagi.