Pengunjung Pasar di Yogya Turun 75 Persen Selama PPKM Darurat
YOGYAKARTA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut tingkat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional di provinsi ini mengalami penurunan hingga 75 persen selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Kalau pedagang pasar tetap berjualan. Cuma untuk pengunjung berkurang sekali mencapai 50 persen sampai 75 persen,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY, Yanto Apriyanto, saat konferensi pers secara virtual di Yogyakarta, Jumat (9/7/2021).
Penurunan kunjungan ke pasar tradisional, menurut Yanto menunjukkan sebagian besar masyarakat di DIY mampu menahan diri ke luar rumah selama PPKM Darurat.
“Jadi, kebutuhan pokoknya masih bisa dicukupi pedagang keliling dan warung di sekitar kediaman konsumen,” kata dia.
Ia menuturkan, selama PPKM Darurat tidak ada pasar tradisional di DIY yang ditutup, karena para pedagang sebagian besar menjual kebutuhan pokok masyarakat. “Tidak ada yang ditutup. Semuanya buka,” kata dia.
Untuk pedagang di pasar tradisional yang tidak menjual kebutuhan pokok seperti fesyen atau pakaian, menurut dia secara otomatis menutup tokonya karena penjualan yang merosot.
“Fesyen kena dampak karena masyarakat untuk membeli pakaian masih menahan diri. Masyarakat tidak ke mana-mana akhirnya mereka fokus untuk membeli kebutuhan pokok,” kata dia.
Meski demikian, berdasarkan pemantauan, kebutuhan pokok belum terlalu terpengaruh PPKM Darurat. Persediaan masih aman, sedangkan harga kebutuhan pokok sebagian mengalami kenaikan dan sebagian lainnya justru menurun.
Berdasarkan pemantauan harga di tiga pasar tradisional di Kota Yogyakarta, yakni di Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Demangan pada 9 Juli 2021, harga ayam broiler rata-rata Rp33.667 per kilogram, daging sapi has luar Rp121.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp42.667 per kilogram, cabai rawit hijau Rp24.333 per kilogram, cabai merah keriting Rp15.667 per kilogram.