Perajin Peti Jenazah di Jember tak Semata Cari Untung
Editor: Koko Triarko
Tri Maridjan mengatakan, awal mula hanya menyediakan peti jenazah untuk kebutuhan jemaah di tempat ia beribadah di salah satu gereja yang ada di Jember.
“Peti jenazah yang biasa saya buat berbeda dengan pesanan yang saat ini datang ke saya. Kalau peti untuk jenazah orang Kristen, bentuknya sederhana, jenazahnya dalam keadaan terlentang. Sedangkan pesanan peti yang saat ini saya buat, di sisi kanannya diberi pembatas kayu berbentuk segi tiga. Jadi, jenazah posisinya miring menghadap ke kanan, atau kalau kata orang Islam, posisinya sudah langsung menghadap ke kiblat,” jelasnya.
Setiap hari, Tri mengaku banyak pesanan peti jenazah yang datang. Bahkan, dirinya bersama karyawan turut mengantarkan pesanan yang sudah selesai kepada pembelinya.
Ika, salah satu karyawan, mengatakan, walaupun banyak pesanan yang datang, hampir sedikit keuntungan yang didapatkan. Hasil dari penjualan peti jenazah digunakan untuk membeli kembali perlengkapan maupun bahan yang dibutuhkan.
“Saya sendiri kadang ikut mengantarkan peti yang sudah selesai dibuat. Setelah menerima pembayaran dari pembeli, kita belanjakan lagi bahan-bahan yang dibutuhkan. Bahkan, sangat kecil keuntungan yang bisa kami dapatkan,” ucapnya.
Ika menambahkan, selama menjadi karyawan, dirinya mengaku senang bisa membantu orang yang membutuhkan peti jenazah dan tidak memberatkan.