Petani Swadaya dan Pemprov Kalbar Mulai Tanam Alpukat
PONTIANAK — Pemerintah Provinsi Kalbar dan petani swadaya di daerah tersebut mulai gencar mengembangkan tanaman alpukat seiring dengan ketersediaan benih dan permintaan buah yang semakin meningkat.
“Pada tahun 2021 ini alpukat dikembangkan di Kabupaten Kubu Raya seluas 15 hektare dengan jenis Alpokat Ijo Panjang. Walaupun bibit tersebut berasal dari luar Kalimantan namun bisa beradaptasi,” ujar Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Bader di Pontianal, Sabtu (10/7/2021).
Ia menambahkan bahwa kondisi saat ini masyarakat juga sudah banyak mengembangkan dengan cara swadaya baik dari bibit luar maupun unggul lokal.
“Petani di Kabupaten Bengkayang contohnya mengembangkan alpukat lokal dan Kota Singkawang alpukat lilin. Selain itu beberapa kabupaten lainnya juga mengembangkan komoditi tersebut,”kata dia.
Ia menjelaskan untuk alpukat Ijo buahnya bentuk buah lebih panjang dan cenderung tidak lebar. Berat per buahnya sekitar 300 sampai 500 gram.
“Kemudian mampu berbuah sepanjang tahun jika kondisi subur memungkinkan dengan perawatan bagus. Rekomendasi tempat yakni dataran dan kondisi tempat tumbuh optimal dataran rendah – tinggi, suhu panas maupun dingin kebutuhan sinar matahari yang penyinaran sepanjang hari. Berbuah kira-kira 3-5 tahun. Satu hektare kurang lebih 100 sampai dengan 150 bibit yang diperlukan,” kata dia.
Untuk produktivitas alpukat di Kalbar berdasarkan ATAP tahun 2019 sebesar 11.38 toh/ha. Kemudian produktivitas di Kalbar berdasarkan ATAP tahun 2020 sebesar 11.49 toh/ha.
“Untuk harga pasaran berkisar Rp.35.000 s/d 45.000/kg,” kata dia.