PPKM Darurat, Permintaan Jahe Merah di Bekasi Meningkat

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

BEKASI — Dipercaya jadi salah obat herbal, yang mampu menjaga daya tahan tubuh, jahe merah menjadi buruan di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat yang saat ini tengah melaksanakan PPKM Darurat. Pembudidaya bisa dikatakan tengah menikmati keuntungan, karena permintaan terus berdatangan.

“Alhamdulillah permintaan terus berdatangan. Sehari, saya bisa jual 50 kilogram jahe merah,” ungkap Joko Santoso pembudidaya jahe merah di wilayah Bantargebang, kepada Cendana News, Selasa (6/7/2021).

Joko Santoso memanfaatkan lahan kosong di sekitar pemukiman. Ia menanam dengan media karung, agar tidak mengganggu area pemakaman.

Sementara untuk penjualan, ia melakukan sendiri dengan sistem ketengan. Menurutnya harga jual ketengan Rp25 ribu diantar sampai tujuan, sementara ke pengepul hanya diterima Rp12 ribu/kilogram.

“Jahe merah setelah panen bisa bertahan sebulanan, apalagi disimpannya bagus. Sehingga daripada dijual ke pengepul mending diketeng sendiri,” paparnya.

Pelanggan biasanya yang biasa membuat jamu godok, untuk campuran kunyit, atau mereka yang biasa jualan minuman jahe merah di tepi jalan yang biasa pesan dalam jumlah lumayan besar.

Joko Santoso, Selasa (6/7/2021) memperlihatkan tanaman jahe merah yang ditanam di dalam karung dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar pemukiman. Foto: Muhammad Amin

Mulyono, produsen jamu jahe kunyit selama masa Pandemi Corona mengaku permintaan cukup banyak. Sebotol ia menjual Rp20 ribu diantar ke tujuan.

“Jamu jahe kunyit ini, jamu biasa sebenarnya. Tapi ini karena kepercayaan saja, tanpa bahan pengawet, dan dibuat dengan rempah pilihan makanya disukai pelanggan. Yang berminat harus pesan dulu, baru dibuatkan dan diantar,” ujar Mulyono.

Lihat juga...