PPKM Darurat Sebabkan Biaya Operasional Distribusi Barang Membengkak

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Rekayasa lalu lintas pada sejumlah ruas jalan di kota Bandar Lampung berimbas pada pelaku usaha.

Rekayasa pada akses jalan protokol ikut menghambat distribusi barang diakui Baharudin, pedagang di pasar Bambu Kuning, Bandar Lampung. Normalnya kendaraan distribusi bisa melintas di Jalan RA. Kartini ke Jalan Imam Bonjol tapi dialihkan ke jalan lain.

Sejumlah pelaku usaha sebutnya harus melakukan adaptasi. Sebab akses menuju ke pasar Bambu Kuning sebut Baharudin hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua. Sejumlah pemilik toko memilih tidak beroperasi terutama sektor non-esensial dan kritikal.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Bandar Lampung sejak Senin (12/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021) jadi faktor utama.

Baharudin bilang kebijakan pemerintah berkaitan dengan kesehatan itu secara tidak langsung berdampak bagi usaha kecil. Dampak paling terasa sebutnya pembengkakan biaya operasional distribusi.

Sebab sebagian barang yang akan dijual harus dibongkar pada lokasi lebih jauh. Biaya bongkar muat, angkut lebih besar daripada sebelum pembatasan dan rekayasa lalu lintas.

“Pelaku usaha melakukan adaptasi dengan berkoordinasi pada sejumlah pelaku distribusi untuk menunda pengiriman barang sementara waktu, menunggu hingga pembatasan kegiatan dilonggarkan. Sejumlah kebijakan penyekatan pada kendaraan dengan syarat khusus membuat sejumlah pelaku distribusi tidak beroperasi,” terang Baharudin saat ditemui Cendana News, Selasa (13/7/2021).

Baharudin menyebut pelaku usaha kecil sektor pangan sebagai bagian sektor kritikal masih beroperasi. Meski demikian kendala yang dihadapi sejumlah konsumen mengalami kesulitan mengakses lokasi.

Lihat juga...