Pupuk Cair Berbahan Kulit Pisang Dapat Digunakan pada Setiap Tahap Penanaman
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Atau untuk yang baru semai, cukup diberikan pada media tanamnya, dengan melihat jenis per jenis.
“Ya sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman saja. Kalau memang jenis tanaman yang butuh tanah kering, ya kita atur supaya hanya lembab saja,” ujarnya.
Pengaplikasiannya tidak rumit, bisa disiramkan ke tanah atau disemprotkan ke tanaman.
“Yang penting waktu aplikasinya. Pagi atau sore. Jangan siang-siang. Alat aplikasinya jangan yang bekas penggunaan bahan kimia. Karena organismenya nanti bisa mati,” ujarnya lagi.
Hassan menyebutkan perubahan dapat terlihat setelah empat bulan menggunakan pupuk cair ini.
“Kandungannya sama dengan yang dibuat di pabrik atau non organik. Yang berbeda hanya waktu penyerapannya saja. Kalau non organik kan hanya kebutuhan tanaman saja tapi kalau organik ini bisa memperbaiki struktur tanah,” ungkapnya.
Endang Pancasari, pembuat pupuk cair berbasis kulit pisang, yang dihubungi secara terpisah menyebutkan pembuatan berawal dari salah seorang rekannya yang membuat keripik pisang mengeluhkan tentang limbah kulit pisang.
“Karena di komunitas kan sering ketemu dengan pengusaha lainnya. Ada yang mengeluhkan limbah kulit pisang. Akhirnya tercetus lah ide untuk membuat pupuk dari limbah kulit pisang itu,” kata Endang.
Ia menyebutkan semua jenis kulit pisang bisa dijadikan pupuk. Hanya karena pengusaha tersebut menggunakan pisang kepok, jadi yang diolah menjadi pupuk hanya kulit pisang kepok.
“Untuk membuatnya tidak susah. Hanya memang butuh waktu. Semua kulit pisang itu kita cincang, lalu ditambahkan gula merah dan air tanah, dengan komposisi 3 : 1 : 10,” ucapnya.