Rahasia-Rahasia Orang Munafik
OLEH: HASANUDDIN
Perhatiakanlah misalnya jika ada momentum seperti pilpres, atau pilkada (contoh yang banyak kita alami di negeri ini), lazimnya golongan orang seperti ini akan bersikap wait and see. Nanti setelah pasti mana yang akan menang, tiba-tiba mereka muncul seolah-olah mereka yang paling besar jasanya dalam memenangkan peperangan itu.
Namun di masa Nabi, kelompok seperti ini diuji untuk membuktikan diri bahwa mereka memang adalah bagian dari pengikut Nabi dan mereka mengambil peran dalam peperangan karena iman. Oleh sebab itu mereka diminta berikrar setia dengan bersyahadat. Dan orang-orang seperti ini tidak memiliki rasa malu sama sekali untuk mengucapkan syahadat di depan Nabi, untuk membuktikan klaim mereka, meskipun mereka mengucapkannya hanya dibibir (lip service) saja.
Dan jika dikatakan kepada mereka agar tidak membuat kerusakan, dengan melanggar etika-etika peperangan, mereka justru mengklaim diri mereka sebagai sedang mengadakan perbaikan. Allah Yang Maha Mengetahui isi hati manusia, lalu memberitahu Nabi perihal kelakuan mereka itu.
Namun jika mereka telah kembali kepada kaumnya, lalu kaumnya menolak, “Dan kepada mereka Berimanlah kalian sebagaimana orang-orang lain beriman! Mereka menjawab, “Apakah kami harus beriman seperti berimannya orang-orang bodoh itu? Ingatlah! Sesungguhnya merekalah yang bodoh tetapi mereka tidak memgetahuinya” (QS. Al-Baqarah (2) ayat 13).
Demikianlah sikap mereka, karena telah menyimpang dari jalan penyucian dan berdiri bersama hawa nafsu, inilah makna firman Allah, “Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh” (QS. Al-Baqarah ayat 13). Kebodohan dengan demikian adalah menuruti hawa nafsu.