Renograf, Alat Deteksi Dini Gangguan Fungsi Ginjal
Editor: Koko Triarko
Joko menjelaskan, renograf sudah mulai digunakan sejak 1960, dengan penggunaan sistem probe dan Iodium-131. Dan, pada 1970 mulai menggunakan Gamma Camera dengan unsur Tc-99m. Baru pada sekitar tahun 1977, digunakan Gamma Camera dengan Iodium-123.
“Pengembangan renograf di Indonesia bertujuan untuk menyederhanakan perangkat keras untuk menekan biaya produksi dan operasi, dan memutakhirkan perangkat lunak. Sehingga biaya menjadi murah dan terjangkau dengan tetap menggunakan teknologi memadai,” paparnya.
Ia menyebutkan, metode pemeriksaan renograf yaitu memonitor tracer secara on line dari luar tubuh pada area ginjal, yang akan menghasilkan kurva renograf dan perhitungan tertentu yang menghasilkan fungsi ginjal dan data akan langsung terdokumentasi dalam komputer.
“Renograf dapat dipergunakan di klinik dan rumah sakit tipe B dan C untuk Renograf TR3 Dualprobe. Komponen lokalnya pun sudah mencapai 80 persen. Sehingga biaya investasi murah, suku cadang pun murah,” paparnya lagi.
Untuk memperkenalkan renograf ini, Joko menyebutkan sudah dilakukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan.
“Targetnya untuk meyakinkan, bahwa renograf ini mampu membantu pemeriksaan dini pada fungsi ginjal dan aman,” tandasnya.
Sebagai pihak swasta yang membuat dan memasarkan Renograf, Direktur Utama PT Sarandi Karya Nugraha, Isep Gojali, menyebutkan per Mei 2021 Renograf sudah mulai tayang di e-katalog.
“Tercatat ada beberapa rumah sakit yang berencana memesan dalam bentuk paket. Maksudnya, paket itu, renograf dan asesorinya. Walaupun kalau mau beli renografnya saja bisa,” kata Isep.
Ia menyatakan, dirinya melihat renograf sebagai satu solusi dari sistem kesehatan masyarakat Indonesia. Karena renograf ini merupakan alat diagnostik.