SPKS : Capai Kemandirian, Petani Sawit Harus Berkonsolidasi Melalui Koperasi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Dalam bidang ekspor kata Teten, tercatat tahun 2020, ekspor komoditas sawit mencapai US$ 22,97 miliar atau setara dengan Rp 321,5 triliun. Angka ini terus naik 13,6 persen dibandingkan tahun 2019.

Untuk lebih meningkatkan ekspor komoditas ini, tentu kata Teten, para petani sawit harus terkonsolidasi melalui koperasi. “Jadi bukan perorangan lagi, yang terkonsolidasi juga bukan hanya petaninya, tapi juga lahannya,” ujar Teten, dalam acara yang sama.

“Dengan terjalinnya kemitraan yang baik. Indikatornya, yakni terfasilitasinya koperasi masuk ke dalam rantai nilai global. Sehingga koperasi sawit terhubung dengan pembeli dan market,” ujar Teten.

Lebih lanjut dijelaskan, terdapat bisnis model komoditi kelapa sawit yang dapat dilakukan agar memiliki nilai tambah.

Dengan melakukan desain industri kelapa sawit untuk menentukan kapasitas produksi. Juga menentukan luas lahan yang dibutuhkan dan nilai investasi.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten masduki, saat memaparkan konsolidasi koperasi petani pada diskusi virtual tentang langkah strategis koperasi petani di Jakarta yang diikuti Cendana News, Senin (5/7/2021). foto: Sri Sugiarti.

Menurutnya, salah satu strategi penting dalam membangun koperasi berbasis petani sawit di era pandemi Covid-19 yakni kemitraan. Kemitraan strategis antara perusahaan besar dengan UKM dan koperasi sawit dengan prinsip saling menguntungkan dalam upaya meningkatkan daya saing.

“Dengan kemitraan ini bisa membantu koperasi sawit dapat masuk dalam global value chain, sehingga akan meningkatkan peluang koperasi petani untuk naik ke kelas,” pungkasnya.

Lihat juga...