Suka dan Duka Pelajar Sangihe, Setahun Belajar Online

Pembelajaran jarak jauh di tempat-tempat seperti Sangihe tidak bisa melulu mengandalkan internet, siaran radio juga menjadi tumpuan untuk belajar online.

Menurut Juinar, radio lokal pada jam dan hari tertentu memiliki program khusus untuk belajar dari jarak jauh, guru diundang siaran untuk memberikan materi.

Perluasan Infrastruktur

Sangihe bukan satu-satunya wilayah yang mengalami kendala lantaran internet belum masuk sepenuhnya, catatan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, masih ada 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau sinyal 4G.

Sebanyak 9.113 dari lokasi tersebut berada di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal atau sering disingkat sebagai 3T.

Jaringan 4G begitu penting di masa pandemi COVID-19 ini, ia menjadi dasar berbagai aplikasi penunjang belajar maupun bekerja dari jarak jauh seperti Zoom dan Google Classroom, yang sering dipakai siswa dan guru SMAN 1 Tabukan Utara, bisa berjalan lancar.

Pekerjaan BAKTI pun semakin menantang ketika di masa pandemi ini kehadiran internet cepat begitu dinantikan, khususnya untuk mendukung program Pembelajaran Jarak Jauh.

Hingga 2020, BAKTI sudah membangun 1.096 menara base transceiver station (BTS) dan meningkatkan kapasitas dari 2G atau 3G ke 4G untuk 113 menara.

Artinya, masih ada 7.904 yang harus dikerjakan hingga 2022, target pemerintah menghadirkan sinyal 4G di seluruh kabupaten dan desa.

“Tantangan kami, mengoptimalkan infrastruktur yang ada meski pun kapasitas belum ideal,” kata Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah BAKTI, Danny J. Ismawan.

Usaha menyediakan internet di daerah 3T tidak bisa hanya menggunakan kabel serat optik, pemerintah harus menggunakan satelit untuk menjangkau daerah-daerah tersebut.

Lihat juga...