UMKM di Bandar Lampung Bertahan di Tengah Pandemi Lewat Sistem Konsinyasi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Menghadapi berbagai kebijakan pembatasan membuat sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bandar Lampung berfikir keras. Agar tetap mendapatkan pemasukan, mereka melakukan berbagai upaya, di antaranya menerapkan sistem konsinyasi atau titip barang.

Hardiman, pedagang di Jalan Sultan Agung, Kedaton, Bandar Lampung menyebutkan,
sistem konsinyasi atau titip barang membuat pasokan barang tetap tersedia. Menerapkan saling percaya, konsinyor dan pedagang telah sepakat terkait harga dasar. Kedua pihak bisa mendapat keuntungan saat barang terjual. Jika barang tidak laku, bisa dikembalikan (return) untuk diganti barang baru, terutama makanan.

“Produk yang dititipkan berasal dari kerabat atau pemilik usaha yang menjajaki untuk penitipan barang, dengan pertimbangan prospek bisnis di lokasi strategis,” terang Hardiman saat ditemui Cendana News, Selasa (27/7/2021).

Sistem konsinyasi bagi pelaku UMKM sebut Hardiman akan menambah variasi barang yang dijual. Produk yang dijajakan harus berkualitas dan disukai konsumen. Sebagai alat tambahan untuk produk ia juga mendapat fasilitas lemari pendingin elektrik.

Kunci mendapatkan keuntungan adalah kepercayaan, komunikasi dengan penitip barang serta memiliki catatan yang baik. Beberapa konsinyor bahkan menyediakan aplikasi pencatatan berbasis digital.

“Sebagian konsinyor sudah kenal dekat sehingga bisa memahami prospek yang ada terkait jumlah produk terjual, intinya saling menguntungkan,” ulasnya.

Selain konsinyasi, Hardiman juga menerapkan sistem diferensiasi produk. Penambahan produk yang khas, unik dan tidak dijual pedagang lain berupa buah segar. Ia mengaku menjual buah jeruk, apel, melon, semangka, alpukat hingga nanas. Sebagian barang sebutnya berasal dari konsinyor namun sebagian merupakan hasil kebun miliknya.

Lihat juga...