Arab Saudi Naiki Panggung Sepak Bola Global
Mungkin juga karena faktor Qatar yang bersaing dalam hampir segala hal dengan negara itu yang tahun depan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Tak tanggung-tanggung, bukan Timur Tengah atau Asia yang digandeng Saudi, melainkan juara dunia empat kali Italia, untuk melamar menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2030.
Ambisius, memang. Tetapi, faktanya Saudi sepertinya mampu. Bukan hanya dari infrastruktur, namun juga didukung oleh kemajuan sepak bolanya.
Dari peringkat dunia versi FIFA terakhir, Arab Saudi naik tiga tingkat ke posisi 61. Ini posisi ke enam tertinggi di Asia setelah Jepang, Iran, Australia, Korea Selatan dan Qatar.
Peringkat itu di atas Cina yang merupakan magnet lain bagi sepak bola profesional dunia, sampai-sampai para alumnus liga-liga Eropa dan Amerika Latin eksodus ke Cina.
Lebih Mapan
Belakangan ini ada indikasi liga sepak bola profesional Saudi tengah menyalip Cina yang terlihat oleh makin derasnya arus hijrah pemain-pemain asing dari Cina ke klub-klub Arab Saudi.
Antonio Conte yang dulu melatih Inter Milan pernah dibuat khawatir oleh membesarnya Liga Super Cina, tatkala Shanghai Port mengeluarkan dana 100 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) untuk membeli Oscar dari Chelsea pada 2016.
Tapi, Oscar kini malah masuk barisan pemain bernama besar yang meninggalkan Liga Super Cina, yang umumnya menjadikan Arab Saudi sebagai destinasi karier mereka selanjutnya.
Klub Al-Hilal yang bermarkas di Riyadh, bahkan belum lama bulan ini berhasil menyisihkan klub-klub Eropa dalam perburuan mendapatkan playmaker Brazil Matheus Pereira dari West Bromwich Albion.
Dulu, Cina pernah mengagetkan jagat sepak bola ketika menjadi liga yang berbelanja paling besar di dunia pada jendela transfer musim dingin, setelah klub-klubnya total menggelontorkan 457 juta dolar AS (Rp6,5 triliun) untuk membeli pemain.