Arab Saudi Naiki Panggung Sepak Bola Global
Tapi, gabungan aturan pemerintah yang lebih ketat termasuk pajak dan pembatasan terkait Covid-19 yang keras, telah mengubah lanskap sepak bola profesional Cina.
Sejumlah pemain asing mereka yang asal Brazil ramai-ramai meninggalkan Cina. Dua di antaranya, mantan gelandang Barcelona Paulinho dan Talisca, hengkang ke Saudi.
“Sungguh satu kehormatan bisa bermain dengan klub sebesar Guangzhou di Cina, tapi saya senang sekali berada di Arab Saudi,” kata Talisca, setelah bergabung dengan klub Al-Nassr.
“Banyak pemain hebat yang datang ke sini dan liga ini punya potensi untuk terus berkembang. Sungguh waktu yang mengasyikan bisa berada di sini,” sambung Talisca seperti dikutip Associated Press.
Tetapi, Saudi memang sejak lama berambisi menjadi liga terdepan di Asia. Pada 2018, Turki Al-Asheikh, yang kini menteri olahraga Saudi, menyatakan target liga Saudi adalah menjadi salah satu liga top di dunia pada 2020.
Target itu meleset gara-gara pandemi. Tetapi, liga Saudi memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan Cina dalam menarik pemain.
“Sepakbola Arab Saudi lebih mapan pada tingkat klub dan juga tingkat internasional,” kata Simon Chadwick, profesor olahraga pada Emlyon Business School.
“Ada gairah olahraga yang membuncah yang membuat liga Saudi menjadi tujuan pemain-pemain dari seluruh dunia.”
Saudi sudah lima kali tampil dalam Piala Dunia dan mengoleksi tiga trofi juara Asia. Sebaliknya, Cina baru sekali mengikuti Piala Dunia.
Gairah dan Optimisme
Matheus Pereira bergabung dengan Al-Hilal untuk menggantikan mantan pemain timnas Italia Sebastian Giovinco. Al-Hilal adalah kekuatan sepak bola Asia yang sudah tiga kali mengangkat trofi benua ini.