Bambu dan Pelepas Salak Jadi Turus dan Pagar Tanaman Ramah Lingkungan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Sistem pertanian mengandalkan alam masih tetap dipertahankan warga Bandar Lampung. Seperti halnya pasokan bambu yang melimpah, dimanfaatkan untuk pagar, turus atau lanjaran sayuran.
Sumarni petani di Dusun Kupang Jernih, Kelurahan Sukarame II, Kecamatan Teluk Betung Barat menyebutkan, bambu jadi salah satu bahan pembuatan gubuk, pagar pada lahan pertanian. Jenis bahan tersebut lebih ramah lingkungan, mudah terurai dan bisa diperbarui.
Pada lahan sawah, bambu digunakan sebagai pengganti pipa untuk saluran irigasi. Pada lahan pertanian yang berdekatan dengan ternak ayam, bebek, pagar bambu jadi penjaga tanaman dari kerusakan.
“Tanaman bambu yang berada di dekat permukiman sebagian ditebang untuk bahan konstruksi bangunan. Rumpun bambu dekat aliran sungai masih dipertahankan sebagai penahan longsor, banjir dan tetap bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, salah satunya turus sayuran,” terang Sumarni saat dikonfirmasi Cendana News, Selasa (28/8/2021).
Lanjaran alternatif sebut Sumarni selain bambu juga memanfaatkan pelepah salak pondoh. Pada sistem pertanian tumpang sari ramah lingkungan,tanaman salak pondoh jadi pagar alami. Tanaman itu memiliki pelepah berduri yang rapat, bisa digunakan untuk keamanan tanaman. Bagian pelepah kering disusun sebagai pagar lengkap dengan daun.
Sumarni bilang penggunaan pagar pelepah salak pondoh cukup sederhana. Pelepah salak disusun mendatar lalu dijepit memakai bambu. Pagar ramah lingkungan tersebut efektif mencegah hama jenis musang, biawak dan hewan pengganggu lain.
“Sebagai pengamanan berlapis untuk lahan kebun, pagar pelepah salak pondoh bisa menjadi pengaman kebun cabai,” ulasnya.