Bertani di Pekarangan Rumah Mudah Dilakukan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Dia menggunakan media tanam kolam sehingga sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik ini memiliki warna yang lebih hijau dan terlihat segar, serta ukurannya lebih besar.
“Sayur ditanam di kolam berisi air terlihat lebih subur. Hama penyakit pun jarang menyerang sehingga sayuran pun bentuknya lebih menarik, dan hasil panen bisa lebih baik,” ucapnya.
Mikael menekankan, pentingnya konsumen mengonsumsi sayuran organik apalagi yang berasal dari para petani di Kabupaten Sikka, yang bisa diketahui pasti cara bercocok tanamnya.
Pembeli pun menurutnya, bisa melihat lokasi kebun sehingga tidak ragu mengonsumsi sayuran yang dipasarkan.
Ia menginginkan agar warga yang memiliki lahan bisa menanam sayuran di halaman rumah untuk pemenuhan kebutuhan pangan anggota keluarga.
“Kita harus mulai terbiasa mengonsumsi sayuran yang sehat dan aman dari bahan kimia. Memang sayuran organik sedikit lebih sulit dikembangkan, namun lebih sehat dikonsumsi,” ucapnya.
Sementara itu, Adelina Djedo, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tanah Terjanji, mengakui, anggota kelompoknya terdiri dari ibu-ibu yang tinggal di kompleks perumahan mereka di Desa Tanaduen, Kecamatan Kangae.
Adel menyebutkan, pihaknya hanya memiliki waktu mengurus tanaman sayur-sayuran organik di kebun milik kelompok, serta di pekarangan rumah setiap anggota.
“Kita memang tidak fokus bertani, tapi hanya memanfaatkan waktu luang di sore hari maupun hari libur untuk menanam sayuran. Hasil panen untuk konsumsi sendiri maupun dijual,” ucapnya.
Adel mengakui, dengan menanam sayuran secara organik, anggota merasakan ada tambahan penghasilan minimal tidak mengeluarkan biaya untuk membeli sayuran di pasar.