Brazil Capai Posisi Tertinggi Olimpiade Tokyo
JAKARTA – Kontingen Brazil meninggalkan Olimpiade Tokyo 2020 dengan kesuksesan mencapai peringkat tertinggi mereka di klasemen medali, yakni urutan ke-12, kendati jajaran atletnya mengalami pengurangan pendanaan lima tahun seusai menjadi tuan rumah di Rio de Janeiro 2016.
Dibandingkan Rio 2016, Brazil finis satu strip lebih tinggi dan meraih 21 medali atau dua keping lebih banyak, walau tambahan itu datang dari perunggu yang kini berjumlah delapan sedangkan emas dan peraknya tetap sama masing-masing tujuh dan enam.
Namun, raihan emas mereka diwarnai catatan bersejarah ketika Italo Ferreira memenangi emas Olimpiade pertama untuk cabang olahraga selancar ombak.
Kegemilangan di cabang baru juga dialami lewat tiga medali perak untuk skateboard (selancar papan).
Sementara sepak bola putra mereka menjaga raihan emas Olimpiade dua edisi beruntun, di Tokyo para atlet Brazil juga menaiki podium di nomor-nomor kano, senam indah, tinju, atletik, renang, judo dan selancar angin/berlayar.
“Kami sungguh dekat untuk mewujudkan mimpi memasuki 10 besar Olimpiade,” kata Menteri Olahraga Brazil Marcelo Magalhaes seperti dikutip Reuters, Senin dini hari WIB.
“Kami akan terus berinvestasi ke olahraga dan memprioritaskan pengembangan di level akar rumput, sehingga ketika di level tertinggi kami bisa berada di posisi bagus,” ujarnya menambahkan.
Harian O Estado de S Paulo melaporkan anggaran pembinaan atlet level atas dari pemerintah Brazil berkurang sebesar 110 juta reais (sekira Rp303,3 miliar) dibandingkan tahun anggaran jelang Olimpiade Rio 2016.
Pun demikian, Tokyo menyisakan kisah sukses bagi kontingen Brazil, beberapa di antaranya yang paling tersorot adalah di sektor putri dengan Ana Marcela Cunha menyabet emas renang marathon 10km, Rebeca Andrade berjaya di senam artistik alat kuda lompat serta pasangan Martine Grael dan Kahena Kunze mempertahankan emas selancar angin skiff 49er FX.