Etika Sosial, Belajar dari Keseimbangan Penciptaan dan Pemeliharaan Semesta Alam
OLEH: HASANUDDIN
Dan yang terpenting untuk dipahami bahwa, menjaga keseimbangan alam, artinya memberikan kepada makhluk-makhluk Allah jaminan perlindungan dalam menjalankan agama dan kepercayaan mereka. Karena sesungguhnya mereka semua beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Tusabbiḥu lahus-samāwātus-sab‘u wal-arḍu wa man fīhinn, wa im min syai’in illā yusabbiḥu biḥamdihī wa lākil lā tafqahūna tasbīḥahum, innahū kāna ḥalīman gafūrā.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.” (Q.S Al-Isra’ [17] : 44).
Demikianlah, semoga dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan kita, dengan menghentikan segala bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi, karena semua aksi merusak lingkungan dengan sengaja, itu adalah dosa besar. Semua dosa besar menciptakan kerusakan yang besar.
Semoga Allah swt membimbing kita semua ke jalan yang diridhoi-Nya. ***
Surabaya, Jumat 20 Agustus 2021