Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Cianjur Sebabkan Pemilik Bongkar Warung
CIANJUR — Pemilik warung di pinggir pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, terpaksa membongkar warung mereka agar tidak rusak dihantam gelombang dan abrasi yang terus meluas di sepanjang pantai tersebut, akibat gelombang tinggi yang masih terjadi.
Pemilik warung di Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Ruhiyat saat dihubungi Kamis, mengatakan sebagian besar pemilik warung pinggir pantai yang selama tiga bulan terakhir berhenti berjualan, memilih membongkar warung agar tidak rusak terbawa gelombang atau ambruk tergerus abrasi.
“Sekitar 35 orang pemilik warung terpaksa membongkar sendiri, agar materialnya masih bisa dipakai lagi kalau gelombang normal dan wisatawan kembali berdatangan. Sejak tiga bulan terakhir, kami sudah tidak berjualan terlebih selama PPKM, ” katanya.
Ia menjelaskan, selama pandemi, pedagang di pantai selatan tidak dapat berjualan normal karena berbagai pembatasan, terlebih sejak satu bulan terakhir, pantai tidak dibuka karena pembatasan sosial yang kembali diperpanjang. Sehingga pedagang memilih alih profesi sebagai buruh kasar dan kuli tani.
Sehingga mereka berharap mendapat bantuan dari pemerintah, untuk membangun kembali usaha atau bantuan layaknya warga lainnya yang terdampak PPKM. Pasalnya selama ini, mereka yang berjualan, tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah mulia dari daerah hingga pusat. “Belum pernah mendapat bantuan, harapan kami ke depan, dapat bantuan modal untuk membuka usaha kembali, ” katanya.
Hal senada terucap dari pemilik warung lainnya, berharap PPKM segera usai, mereka dapat kembali berjualan seperti biasa, namun untuk saat ini, mereka terpaksa membongkar warungnya agar tidak terbawa gelombang. Selama pandemi, minimnya wisatawan yang datang, membuat modal yang dimiliki selama ini, habis untuk biaya sehari-hari.