Harga Mete dan Cengkih di Sikka Alami Kenaikan

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Harga jual mete di tingkat petani di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang biasanya berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu perlahan mulai mengalami kenaikan, termasuk juga harga cengkih yang sempat anjlok hingga kisaran Rp50 ribu per kilogram di masa pandemi Covid-19.

“Harga jual mete memang awal saat mulai berbuah di bulan Juni lalu harganya Rp10 ribu per kilogram tapi kini sudah naik hingga Rp15 ribu per kilogram,” kata Bernadus Brebo, petani di Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, saat dihubungi, Selasa (10/8/2021).

Brebo sapaannya mengakui, harga jual mete yang belum dikupas kulitnya di toko-toko yang membeli hasil komoditi pertanian di Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka bisa mencapai Rp18 ribu per kilogramnya.

Dia menyebutkan, di tingkat petani yang biasa menjual ke papalele atau pedagang pengumpul yang biasa datang ke desa-desa, biasanya membeli dengan harga Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogramnya.

Petani di Desa Wairterang, Bernadus Brebo saat ditemui di Kampung Wairbukang, Minggu (20/12/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Lanjutnya, harga jual ini pun tidak pasti sebab terkadang mengalami kenaikan bahkan bisa-bisa menurun tergantung kepada harga jual di toko-toko di Maumere.

“Tapi kita bersyukur minimal harga jualnya mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya Rp10 ribu per kilogramnya. Dampak pandemi Corona ini membuat kami petani pun semakin kesulitan bila harga jual komoditi pun ikut turun,” ucapnya.

Brebo mengakui, hampir semua petani yang menggarap lahan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di dalam kawasan hutan lindung Egon Ilimedo menanam mete karena buahnya bisa dijual.

Lihat juga...