Himpun Potensi Petani, Presiden Soeharto Kembangkan KUD

KETERCUKUPAN pangan, sandang, papan, pendidikan, dan lapangan kerja sesuai kemampuan ekonomi menjadi sasaran jangka pendek yang hendak capai pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto kala itu.

Dalam pandangan Soeharto, kemakmuran bagi rakyat, tak terkecuali petani, harus dipenuhi kebutuhan pangannya. Oleh karena itulah, mencukupi pangan rakyat menjadi prioritas pertama.

Hal tersebut, bisa dilakukan dengan mengarahkan segala potensi yang ada di desa, mengingat sebagian besar rakyat Indonesia berada di desa dengan mata pencaharian sebagai petani. Guna mencukupi kebutuhan pangan, kata Pak Harto, ini hanya bisa dilakukan dengan pembangunan pertanian dan mengerahkan kemampuan para petani.

Pada kesempatan acara Temu Wicara Presiden Soeharto dengan Mahasiswa Peserta Kursus Manajemen Koperasi Kopindo, di Tapos, tanggal 29 Mei 1994, Pak Harto menyebutkan keadaan petani pada saat awal dirinya menjadi presiden, sangat memprihatinkan.

Dari angka-angka yang ada, beber Pak Harto berterus terang, pada permulaan pembangunan lima tahun yang pertama, rakyat petani yang tinggal di desa jumlahnya kurang lebih 18.750.000 petani penggarap sawah, 11 juta memiliki tanah di bawah setengah hektare, dari 11 juta di antaranya 6 juta rakyat memiliki tanah di bawah seperempat hektare.

“Seperempat hektare itu kan ukuran 50 kali 50, itu sebagai sumber penghidupannya. Bagaimana bisa cukup?” tanyanya di hadapan para peserta temu wicara.

Oleh karena itu, perlu dicari terobosan dengan menggunakan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi per hektare, sehingga produksi akan naik. Kalau produksi naik, pendapatan rakyat akan naik. Selain itu, kebutuhan nasional beras pun akan dicukupi, yang tadinya adalah biasa mengimpor, kemudian bisa diatasi.

Lihat juga...