IABIE : Paska Pak Harto, Perencanaan Pembangunan Indonesia Tak Miliki Visi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Ketua Umum Ikatan Alumni Habibie (IABIE) Bimo Sasongko mengakui, perencanaan pembangunan oleh Presiden kedua Republik Indonesia, HM Soeharto yang sistematis lebih baik dibandingkan pembangunan yang dilakukan Indonesia saat ini. Paska orde baru, pembangunan Indonesia dilakukan tanpa panduan.
“Pembangunan yang dilakukan saat ini tidak memiliki visi. Tidak ada GBHN-nya. Generasi saat ini perlu navigasi dan pembekalan agar termotivasi dan mampu bersaing secara global. Cita-cita bangsa terhambat oleh perdebatan yang tidak berkesudahan, karena belum adanya grand design pembangunan yang strategis dan visioner,” kata Bimo saat dihubungi, Selasa (17/8/2021).
Ia juga menyatakan, perencanaan pembangunan yang dilakukan Pak Harto bersifat sistematis dan berkesinambungan.
“Karena ada program GBHN yang jelas untuk lima tahunnya. Lalu bisa ditinjau juga 10 tahun-nya, 20 tahun-nya dan 30 tahun-nya. Semuanya dilakukan secara berurutan dan terus menerus,” ungkapnya.
Selain itu, Pak Harto juga mempercayai BJ Habibie sebagai bagian dari grand design tersebut, yang bisa diterjemahkan sebagai upaya Pak Harto untuk melibatkan teknologi dan sains dalam pembangunan yang dirancangnya.
“Pak Habibie memiliki kemampuan untuk menerjemahkan apa yang diinginkan pak Harto dengan cepat. Selain itu, Pak Habibie juga memiliki jaringan luas di luar negeri dan berwawasan global. Orang yang berkecimpung di teknologi, saat itu, mempercayai pak Habibie,” ungkapnya lagi.
Masa pandemi ini sebaiknya dijadikan sebagai waktu untuk mereset ulang kebangsaan dan membangun suatu tatanan negara yang lebih adaptif dengan kondisi global.