IBM Catat Biaya Pelanggaran Data Capai Rekor Tinggi

JAKARTA – IBM Security melalui hasil studi global yang menemukan bahwa pelanggaran data saat ini merugikan perusahaan yang disurvei rata-rata 4,24 juta dolar AS (sekitar Rp60,6 miliar) per insiden – biaya tertinggi dalam 17 tahun sejarah laporan studi ini dibuat.

“Biaya pelanggaran data yang lebih tinggi adalah biaya tambahan lain untuk bisnis, setelah peralihan teknologi yang cepat selama pandemi,” kata Wakil Presiden dan Manajer Umum IBM Security, Chris McCurdy, melalui keterangannya, Minggu (8/8/2021).

“Sementara biaya pelanggaran data mencapai rekor tertinggi selama setahun terakhir, laporan tersebut juga menunjukkan tanda-tanda positif tentang dampak taktik keamanan modern, seperti AI, otomatisasi, dan adopsi pendekatan nol kepercayaan (zero trust) – yang dapat membantu mengurangi biaya dari insiden ini lebih jauh,” imbuhnya.

Berdasarkan analisis mendalam tentang pelanggaran data dunia nyata yang dialami oleh lebih dari 500 organisasi, penelitian ini menunjukkan insiden keamanan menjadi lebih mahal dan sulit dikendalikan, karena peralihan operasional yang drastis selama pandemi, dengan biaya yang meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Bisnis dipaksa untuk menyesuaikan pendekatan teknologi mereka secara cepat di tahun lalu, dengan begitu banyak perusahaan yang mendorong atau mengharuskan karyawan untuk bekerja dari rumah, dan 60 persen organisasi bergerak lebih jauh ke aktivitas berbasis cloud selama pandemi.

Temuan baru yang dirilis hari ini menunjukkan keamanan mungkin kurang begitu cepat mengejar perubahan TI yang pesat ini, sehingga menghambat kemampuan organisasi untuk merespons pelanggaran data.

Lihat juga...