Kadinkes Sikka Tekankan Penanganan ‘Stunting’ Harus Tuntas

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Penanganan stunting lewat intervensi pemberian makanan tambahan (PMT), harus dilakukan secara maraton dan tuntas minimal dalam 3 hingga 6 bulan.

“Untuk penangananan secara tuntas harus dilakukan intervensi pemberian makanan tambahan selama 6 bulan atau minimal 3 bulan secara maraton,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabuaten Sikka, NTT, Petrus Herlemus, saat ditemui di kantornya di Maumere, Jumat (27/8/2021).

Petrus mengatakan, kalau hanya sebulan tidak ada perbaikan yang siginifikan, sehingga lebih baik tidak usaha dianggarkan melalui dana desa atau dana kelurahan. Selain itu, penanganannya juga harus maraton dan pemberian makanan telur ayam kampung harus dilakukan setiap hari.

Menurutnya, dinas kesehatan juga telah menekankan kepada dinas pemberdayaan masyarakat desa (PMD), agar pencairan dana desa tidak tersendat dan bisa segera dipakai untuk menangani stunting.

“Sebenarnya kita ada alokasi dana untuk rumah stunting Rp100 juta. Namun karena sedang masa pandemi Covid-19 dan untuk menghindari kerumunan, maka rumah stunting sementara ditiadakan,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, NTT, Petrus Herlemus, saat ditemui di kantornya di Kota Maumere, Jumat (27/8/2021). -Foto: Ebed de Rosary

Petrus menyebutkan, dinas kesehatan fokus di puskesmas dan bekerja sama dengan desa dan kelurahan untuk penanganan langsung.

Harapannya, di tengah pandemi Covid-19 apapun kondisinya anak-anak tetap harus diselamatkan. Dinas Kesehatan juga menginstruksikan puskesmas untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat.

Lihat juga...