Kampung Florikultura Upaya Tingkatkan Permintaan Tanaman Hias

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA –  Pengembangan kampung florikultura diharapkan dapat memenuhi permintaan tanaman hias yang terus meningkat baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Direktur Buah dan Florikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Liferdi Lukman, berharap, volume ekspor florikultura pada 2021 dapat mencapai 197.770 kilogram.

Upaya untuk memenuhi volume ekspor itu, Kementan menurutnya, mengembangkan program Kampung Florikultura. Hal ini dilakukan karena data mencatat pertumbuhan florikultura dua dekade ini telah mencapai 12 persen.

“Angka itu lebih tinggi dari komoditas tanaman obat, sayuran, dan buah-buahan. Kami targetkan volume ekspor tanaman florikultura pada 2021 bisa mencapai 197.770 kg,” ujar Liferdi pada webinar tentang tanaman florikultura di Jakarta yang diikuti Cendana News, Senin (9/8/2021).

Apalagi kata dia, di tengah pandemi Covid-19, permintaan tanaman hias terus meningkat, sehingga program kampung florikultura diharapkan dapat menjadi upaya untuk memenuhi permintaan ekspor.

Kampung florikultura menurutnya, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas, terutama tanaman hias daun yang peminatnya cukup tinggi.

Saat ini sekitar 20 kampung florikultura sedang dikembangkan di Indonesia, di antaranya kampung dracaena di Sukabumi, Jawa Barat, kampung mawar di Buleleng, Bali dan kampung Anggrek di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

“Kampung florikultura menangkap peluang pasar dalam negeri, dan juga berorientasi peningkatan ekspor. Ya, karena tren permintaan tanaman hias di pasar internasional meningkat saat pandemi ini,” tukasnya.

Karena di masa pandemi ini, menurutnya, orang dituntut lebih banyak berdiam di rumah. Kondisi ini menjadikan orang mengisi waktu dengan berbudidaya tanaman hias.

Lihat juga...