Kampung Florikultura Upaya Tingkatkan Permintaan Tanaman Hias

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kian tren budidaya tanaman hias ini, dengan diikuti peningkatan demand tanaman hias di berbagai negara termasuk Eropa. Khususnya, permintaan tanaman hias daun naik signifikan,” ujar Liferdi.

Hingga kini menurutnya, Kementan bekerja sama dengan pihak eksportir yang telah mendapatkan kontrak pemesanan tanaman hias senilai Rp 2,3 triliun.

“Nah, kampung florikultura berorientasi ekspor, targetnya melibatkan sebanyak 1.000 petani,” tukasnya.

Adapun tantangan ke depan yakni sebut dia, bagaimana peneliti tanaman hias Indonesia
dapat mengembangkan inovasi teknologi. Dengan harapan agar produk florikultura Indonesia bisa berdaya saing di pasar dunia.

Apalagi Kementan gencar menggaungkan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks), juga meningkatkan produksi pertanian 7 persen dan menurunkan impor 30 persen.

“Terpenting program ini dapat menyerap tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan para petani tanaman hias,” tegasnya.

Pakar Tanaman Hias Aglaonema, Gregori Garnadi Hambali mengatakan, pemuliaan florikultura diperlukan untuk menciptakan varietas tanaman hias yang lebih baik dan beragam.

Pakar tanaman hias aglaonema, Gregori Garnadi Hambali, saat memaparkan persilangan tanaman hias pada webinar tentang tanaman florikultura di Jakarta yang diikuti Cendana News, Senin (9/8/2021). Foto: Sri Sugiarti.

Sebelum melakukan pemuliaan, tentu jelas dia, terlebih dulu harus mengenali jenis tumbuhan penyusun flora nusantara untuk pemuliaan. Contohnya, tanaman aglaonema rotundum dan dracaena jiewhoei.

Aglaonema rotundum ini merupakan tumbuhan penyusun yang digunakan untuk pemuliaan aglaonema di daerah manapun di dunia.

Lihat juga...