Karakteristik Ubi Ase Putih, Mudah Dibudidayakan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
YOGYAKARTA – Banyak petani selama ini kurang mau melirik ubi lokal sebagai komoditas pertanian mereka. Padahal sebenarnya ada ubi lokal yang sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki pasar ekspor hingga ke luar negeri serta nilai jual yang cukup tinggi. Misalnya, ubi ase putih namanya.
Selain mudah dibudidayakan dan minim perawatan, ubi jalar dengan daging serta kulit ubi berwarna putih ini bisa ditanam di segala musim termasuk musim penghujan. Pasalnya ubi ase putih merupakan salah satu ubi yang tetap mampu hidup meski ditanam di lahan dengan genangan air berintensitas cukup tinggi.
“Ubi ase putih ini bisa hidup di daerah dengan ketinggian antara 200-650 mdpl. Uniknya ubi ini tetap hidup meski terendam air hingga 24 jam. Sehingga cocok ditanam di segala musim termasuk musim penghujan,” kata salah seorang pengembang ubi ase putih di Yogyakarta, Joko Sutego, Senin (30/8/2021).

Joko menyebut kebutuhan ubi ase putih saat ini masih sangat besar. Salah satu perusahaan asal Korea yang ada di Indonesia saja, membutuhkan sekitar 35 ton per hari. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan ubi jenis lain seperti ubi cilembu yang memiliki kebutuhan 8-15 ton per hari, serta ubi naruto yang hanya sekitar 10 ton per hari.
“Selama ini ubi ase putih banyak diekspor ke Korea dan Jepang. 75 persen digunakan untuk bahan pembuatan pasta. Di Indonesia sendiri pengembangan ubi ase putih banyak dilakukan di daerah Jawa Tengah seperti Magelang dan Purbalingga,” ujar lelaki yang bekerja di perusahaan eksportir ubi sejak puluhan tahun silam itu.