Kredit Macet Sektor Perdagangan dan UMKM di Banyumas Meningkat
Editor: Makmun Hidayat
PURWOKERTO — Sepanjang tahun 2021 ini, sektor perdagangan serta para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas sangat terdampak pandemi Covid-19 serta pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Akibatnya dua sektor tersebut, cukup signifikan menyumbang non performing loan (NPL) atau kredit macet di perbankan.
Direktur BPR BKK Purwokerto, Sugeng Priyono mengakui, ada kenaikan NPL dan saat ini posisi NPL pada posisi 6,7 persen. Dalam situasi normal sebelumnya, NLP hanya pada kisaran 5 persen.
“Kita sangat memahami kesulitan para pelaku UMKM dengan kondisi sekarang ini, banyak diantara mereka yang pada akhirnya sampai kesulitan untuk membayar angsuran dan hal tersebut membuat NPL kita naik,” tuturnya, Selasa (24/8/2021).

Menurutnya, sebagian besar nasabah yang macet dalam pembayaran angsuran berasal dari sektor perdagangan yang memang sangat terdampak pandemi. Untuk pelaku UMKM, pihak BPR BKK mengambil kebijakan melakukan relaksasi ataupun restrukturisasi kredit.
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, pihaknya tidak menutup mata akan kesulitan yang dialami para pelaku UMKM, sehingga tidak diberlakukan pembatasan pinjaman. Sebaliknya, BKK BPR justru melakukan pelonggaran, baik untuk pemberian kredit ataupun untuk nasabah yang mengalami kemacetan angsuran.
“Tidak ada pengetatan pemberian kredit, justru sebaliknya BPR BKK Purwokerto mempermudah persyaratan untuk pengajuan kredit. Misalnya, untuk agunan bangunan atau tanah yang biasanya sesuai persyaratan harus marketable, sekarang sedikit masuk dalam gang diperbolehkan,” jelasnya.