Matun, Cara Petani Kurangi Residu Kimia

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Penggunaan herbisida sebutnya tetap dilakukan pada jenis rumput yang sulit dimusnahkan. Sebagian rumput yang dimusnahkan merupakan jenis tidak disukai ternak, sebagian dipakai sebagai pakan.

Penyiangan rumput gulma tanaman padi secara manual dengan matun dilakukan Sarjinem di desa yang sama. Secara hitungan ekonomis matun bagi pemilik lahan pertanian akan mengeluarkan biaya buruh matun.

Namun ia menyebut sistem matun akan membersihkan gulma rumput hingga akar. Teknik pembersihan gulma memakai rumput dengan herbisida sebutnya kerap hanya memusnahkan bagian daun.

“Pemusnahan gulma memakai bahan kimia atau obat rumput kerap menimbulkan aroma menyengat dan mencemari udara, kadang membuat kepala pusing,” ulasnya.

Sarjinem menyebut sistem jajar legowo ikut mempermudah proses penyiangan gulma. Pengaturan jarak tanam yang tepat sebutnya mempermudah proses matun.

Penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang sebutnya akan menyuburkan tanaman, gulma. Gulma yang ikut tumbuh subur memudahkan proses pencabutan. Agar gulma rumput tidak kembali tumbuh, proses pengeringan lalu dimusnahkan melalui proses pembakaran.

Kegiatan matun sebut Sarjinem tidak saja berfungsi membersihkan gulma secara alami. Petani juga bisa melakukan proses pengurangan hama keong mas.

Hama keong mas yang menyerang saat tanaman padi muda bisa dikurangi dengan proses pemungutan. Proses pemungutan lebih efektif digunakan sebagai pakan bebek.

“Pemusnahan keong mas memakai moluskisida kerap menyisakan cangkang, jika mati di sawah cangkang berbahaya bagi kaki petani karena tajam,” ulasnya.

Penggunaan herbisida tetap dilakukan oleh Sutrisno, petani di Desa Pasuruan. Ia menyebut herbisida digunakan oleh petani untuk jenis gulma yang sulit mati.

Lihat juga...