Mengenal Seni Karakter dalam Tari Kedok Tiga
Editor: Koko Triarko
“Keluwesan perpindahan karakter dengan bahasa tubuh yang pas tentu saja bukan hal yang mudah. Kesulitan berpindah karakter masih ditambah dengan topeng yang harus dikenakan selama menari, yaitu dengan menggigit kayu yang ada di bagian belakang topeng agar menempel dengan baik di wajah si penari,” kata Atien lebih lanjut.
Tari Kedok Tiga sejak dahulu sudah dipakemkan, yakni hanya boleh dibawakan oleh penari perempuan, berbeda dengan tari Topeng Cirebon yang bisa dimainkan oleh penari perempuan maupun lelaki.
“Begitu juga dengan gerakannya yang sudah pakem. Jenis tari topeng lain yang juga merupakan turunan atau rumpun tari Topeng Betawi gerakannya lebih bervariasi, dan bisa disesuaikan dengan musik pengiringnya. Struktur geraknya khas Betawi, dari karakter topeng pertama sampai ke tiga sebenarnya memiliki pola gerak yang hampir sama, yaitu gerak dasar tari Betawi, tetapi yang membedakannya adalah terdapat kenaikan ritme dan ruang gerak yang makin luas. Hal inilah yang menjadi pembeda antara masing-masing tarian topeng dalam satu rangkaian tari Topeng Tunggal,” paparnya.
Susunan gerak tari Topeng Tunggal terdiri dari Tari Panji adalah tindak, tindak selancar, goleng, sembah bedeku. Untuk Tari Samba adalah sembah bedeku, putar di tempat, kiwir-kiwir, gonjingan. Dan, untuk Tari Jingga atau Kelana adalah gonjingan, nindak empat, gagahan, puter selampe, goyang pundak, sembah deku.
“Penari mengenakan kebaya yang tertutup dari mulai leher hingga perut, dengan bawahan kain batik tumpal tombak Betawi. Terkadang mengenakan baju kurung lengan pendek dengan variasi pola tiga susun di antara lengan atas dan sikut penari,” paparnya lagi.