Pakar: Dunia Rentan Kemunculan Varian Baru Corona

B.1.621 Diwaspadai

B.1.621, yang pertama kali muncul di Kolombia pada Januari ketika memicu wabah besar, belum diberi nama alfabet Yunani.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa telah memasukkannya ke dalam daftar VOI, sementara Badan Kesehatan Publik Inggris mendeskripsikan B.1.621 sebagai varian dalam investigasi.

Varian itu membawa sejumlah mutasi penting, termasuk E484K, N501Y dan D614G, yang dikaitkan dengan penularan yang tinggi dan perlindungan imun yang berkurang.

Menurut data terkini pemerintah Inggris, sejauh ini ada 37 kasus suspek dan terkonfirmasi di negara itu. Varian tersebut juga telah teridentifikasi pada sejumlah pasien di Florida, AS.

Adakah Varian Baru Lagi?

Dr. Anthony Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih, baru-baru ini memperingatkan, bahwa AS bisa berada dalam masalah kecuali lebih banyak orang Amerika yang divaksin.

Jika banyak orang yang tidak divaksin, virus mendapatkan kesempatan lebih besar untuk menyebar dan bermutasi menjadi varian baru.

Meski demikian, isu pentingnya adalah vaksin yang ada saat ini mencegah sakit lebih serius, tapi tidak menghindari infeksi, kata Dr. Gregory Poland, ilmuwan vaksin di Mayo Clinic.

Hal itu terjadi karena virus masih dapat memperbanyak diri di hidung, bahkan di antara orang-orang yang sudah divaksin, sehingga bisa menularkan penyakit melalui tetesan aerosol yang amat kecil.

Untuk mengalahkan virus SARS-CoV-2, kata dia, diperlukan generasi baru vaksin yang juga mampu menahan transmisi virus.

Hingga kini, dunia masih rentan dengan kemunculan varian-varian baru virus corona, kata Poland dan pakar lainnya. (Ant)

Lihat juga...