Pandemi, Permintaan Madu Murni Alami Peningkatan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Masa pandemi benar-benar menjadi berkah tersendiri bagi para pambudidaya madu di Yogyakarta. Pasalnya sejak merebaknya virus Covid-19 dua tahun terakhir ini, permintaan akan madu di kalangan masyarakat meningkat drastis. Permintaan madu ini bahkan tercatat mencapai 4 kali lipat dari biasanya.

Salah seorang pembudidaya madu lanceng, Dani Wihartata, asal Dusun Kragilan, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, mengaku sampai kewalahan melayani permintaan pembeli. Pasalnya jumlah produksi madu yang bisa ia hasilkan tak mampu mencukupi permintaan yang ada.

“Selama pandemi ini permintaan madu lanceng luar biasa. Meningkat drastis sampai 4 kali lipat. Bahkan saya sampai kesulitan memenuhi permintaan yang ada,” katanya, Selasa (24/8/2021).

Dani sendiri memelihara madu lanceng di halaman sekitar rumahnya sejak 3 tahun terakhir. Berawal dari memelihara lebah hasil tangkapan alam, ia berhasil membudidayakan lebah di halaman rumahnya dengan membuat koloni-koloni lebah baru, memanfaatkan rumah lebah yang dibuat dari kotak kayu kecil.

Satu rumah lebah biasanya berisi satu koloni lebah. Setiap koloni tersebut akan menghasilkan sekitar 30 mililiter madu murni setiap tiga bulan sekali. Saat ini Dani sendiri mengaku memiliki sebanyak 170 kotak koloni lebah. Sehingga total madu murni yang bisa ia hasilkan berkisar antara 3-4 liter setiap 3 bulannya.

“Saya biasa jual madu lanceng ini per botol kecil 150 mili. Harganya Rp100 ribu per botol. Meski selama pandemi permintaan banyak dan harus inden, saya tetap tidak menaikkan harga. Karena kasihan, madu ini kan sangat dibutuhkan untuk kesehatan dan kesembuhan banyak orang,” ungkapnya.

Lihat juga...