Pembelajaran Luring tak Efektif Diterapkan di SLB
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kami juga memiliki kualifikasi siswa seperti Tunagrahita, Bisu, Tuli, Cacat Tubuh, serta Tuna Netra. Kami benar-benar menerima anak didik yang berbasis akademik saja dan mengalami kesulitan belajar,” terangnya.
Vidis mengakui, apabila saat bersekolah anak didik sudah bisa menyesuaikan dengan pembelajaran di sekolah normal, maka diizinkan untuk pindah ke sekolah normal.
Bahkan ungkapnya, ada anak didik yang bila sudah tamat jenjang SD, SMP atau SMA bisa langsung melanjutkan di sekolah normal termasuk melanjutkan kuliah.
“Kami memiliki jumlah siswa sebanyak 112 orang dari jenjang SD, SMP dan SMA. Jumlah guru 23 orang yang mana terdapat 16 guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sisanya guru honor serta kontrak,” ungkapnya.
Sementara itu, kepala sekolah PAUD Pelita Hati di Kelurahan Wairotang, Kota Maumere, Maria C. Lilys Supratman, mengakui, sekolahnya juga menerima anak berkebutuhan khusus.
Lilys mengatakan, anak-anak berkebutuhan khusus pun diberikan pelajaran layaknya anak normal dan setelah menamatkan pendidikan di sekolahnya rata-rata melanjutkan pendidikan ke sekolah normal.
“Saya berusaha keras mendidik anak berkebutuhan khusus agar bisa bergaul dan berbaur dengan anak normal. Saya bersyukur lama-lama mereka bisa beradaptasi sehingga setelah tamat melanjutkan pendidikan ke sekolah normal,” ungkapnya.