Pentingnya Pengelolaan Sampah Sejak Berada di Dapur
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Perlu perubahan paradigma dalam penanganan sampah rumah tangga secara menyeluruh. Mengingat sampah rumah tangga memiliki porsi cukup besar terutama sampah organik basah.
Peneliti Profesional, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI), Dr. Ir. Darmono Taniwiryono, MSc, menyatakan sumber pencemaran berupa limbah basah ada di sekitar kita, baik darat, sungai maupun laut.
Di darat akan menimbulkan bau busuk dan menjadi sarang organisme penular penyakit. Di sungai akan menimbulkam penyumbatan dan banjir. Dan di laut akan menimpulkan pencemaran plastik serta sampah pantai.
“Permasalahannya tak kunjung berhenti. Di TPA sendiri, risikonya adalah ledakan gas metana dan longsor. Seperti kasus TPA Leuwigajah 2005. Belum lagi masalah lahan yang tiap tahun membutuhkan perluasan dan masalah sosial yang timbul dari masyarakat sekitar TPA.
Karena itu, dibutuhkan upaya untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama dengan menjadikan sampah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dan menjadikan TPA hanya sebagai tempat sampah yang sama sekali tak bisa dikelola,” kata Darmono dalam acara online yang diikuti Cendana News, Rabu (25/8/2021).
Data menunjukkan, 60 persen dari sampah itu adalah limbah organik dengan sumber utamanya didominasi oleh rumah tangga, pasar tradisional dan perkantoran.