Perajin Rumah Joglo di Banyumas Nihil Order Selama Pandemi
Editor: Koko Triarko
BANYUMAS – Setahun lebih pandemi Covid-19 berlangsung, selama itu pula order rumah joglo atau gazebo, kosong. Pembuat rumah joglo dan gazebo di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, pun sampai harus merumahkan sebagian besar karyawannya.
“Order rumah joglo atau gazebo, apalagi yag terbuat dari kayu jati, sama sekali tidak ada selama pandemi Covid-19 ini,” kata Eko Budi Wicaksono, Selasa (3/8/2021).
Terkait usahanya yang sudah dijalankan selama 10 tahun lebih ini, Nano, sapaan Eko Budi Wicaksono, mengatakan sebelum pandemi order rumah joglo atau gazebo nyaris tidak pernah putus. Baik untuk tempat wisata, rumah makan atau untuk rumah pribadi.
Untuk gazebo yang terbuat dari kayu jati asli, Nano mematok harga kisaran Rp15 juta-20 juta untuk ukuran 2,5 x 3 meter. Sedangkan jika pelanggan menginginkan harga lebih murah, bisa menggunakan kayu jawa dengan kisaran harga Rp10 juta.

Sedangkan untuk rumah joglo, biasanya berukuran 9 x 10 meter serta 11 x 12 meter. Jika terbuat dari kayu jawa, harganya sekitar Rp100 juta dan jika menginginkan kayu jati asli, harganya mencapai Rp250 juta.
“Tinggal nanti mau ditambahkan ornamen ukiran full atau sebagian, semua tergantung permintaan pembeli,” tuturnya.
Untuk pengerjaannya, rumah joglo sekitar 1,5 hingga 2 bulan, namun jika dikerjakan detail dan penuh ukiran bisa mencapai 6 bulan. Dan, sebelum pandemi Covid-19, order rumah joglo dalam satu tahun bisa mencapai 4-5 rumah, dan order gazebo lebih banyak lagi. Sehingga selama satu tahun tidak pernah terputus pekerjaannya.