Perhatikan Cara Penyajian, Tips Berjualan Bubur Tradisional agar Laris
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Jika menilik hal tersebut, pendapatan kotor per hari rata-rata bisa mencapai Rp 250 ribu, bahkan bisa Rp 500 ribu –Rp 750 ribu pada akhir pekan.
“Selain itu, saya menjual bubur tidak dengan wadah plastik, namun beralaskan daun pisang bagi yang beli untuk dibungkus. Sementara jika makan di tempat, daun pisang dipincuk (Jawa-red) dibuat menjadi wadah bubur. Ini juga yang menjadi daya tarik bagi pembeli,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Sugiarti, salah seorang pembeli. Diakuinya, cita rasa bubur yang enak dan harga yang murah, menjadi alasan kenapa dirinya membeli makanan tersebut.
“Selain itu, cara penyajiannya juga menggunakan daun pisang. Aroma daun pisang ini, juga semakin menambah cita rasa bubur. Termasuk juga menambah kesan tradisionalnya. Jadi cara penyajian ini, juga bisa menarik pembeli,” terangnya.
Daya tarik tersebut, menjadikan dirinya menjadi salah satu pelanggan tetap. Tidak hanya itu, dalam sekali pembelian, juga bisa beberapa bungkus.
“Bisanya saya tanya teman-teman kantor, siapa yang mau nitip sekalian. Jadi sekali beli, langsung banyak. Porsinya juga banyak, jadi lumayanlah untuk mengisi perut,” pungkasnya.